Tuesday, September 11, 2018

Kisah Nabi Yusuf


INabi Yusuf, tatkala berumur tujuh belas tahun--masih muda--biasa menggembalakan kambing domba, bersama-sama dengan saudara-saudaranya, 




Pada suatu kali bermimpilah Nabi Yusuf, lalu mimpinya itu diceritakannya kepada saudara-saudaranya; sebab itulah mereka lebih benci lagi kepadanya.


katanya kepada mereka: "Coba dengarkan mimpi yang kumimpikan ini:


"Aku bermimpi : bahwa matahari, bulan dan sebelas bintang sujud kepadaku."


Maka iri hatilah saudara-saudaranya kepadanya, tetapi ayahnya menyimpan hal itu dalam hatinya.


Pada suatu kali pergilah saudara-saudaranya menggembalakan kambing domba ayahnya.


mereka telah sepakat mencari daya upaya untuk membunuh nabi Yusuf


Sekarang, marilah kita bunuh dia dan kita lemparkan ke dalam salah satu sumur ini, lalu kita katakan: seekor binatang buas telah menerkamnya. Dan kita akan lihat nanti, bagaimana jadinya mimpinya itu!“



Ketika ada rombongan pedagang lewat, Nabi Yusuf diangkat ke atas dari dalam sumur itu, kemudian dijual kepada orang Arab  dengan harga dua puluh syikal perak. Lalu Nabi Yusuf dibawa oleh mereka ke Mesir.


Saudara – saudara Nabi Yusuf mengambil baju Nabi Yusuf, dan menyembelih seekor kambing, lalu mencelupkan baju itu ke dalam darahnya.


Jubah maha indah itu mereka suruh antarkan kepada ayah mereka dengan pesan: "Ini kami dapati. Silakanlah bapa periksa apakah jubah ini milik anak bapa atau tidak?“


Ketika Nabi Yakub ( ayah Nabi Yusuf ) memeriksa jubah itu, ia berkata: "Ini jubah anakku; binatang buas telah memakannya; tentulah Nabi Yusuf telah diterkam."


anaknya laki-laki dan perempuan berusaha menghiburkan dia, tetapi ia menolak dihiburkan, serta katanya: "Tidak! Aku akan berkabung, sampai aku bertemu kembali anaku!" Demikianlah Nabi Yusuf ditangisi oleh ayahnya.


Adapun Nabi Yusuf, ia dijual ke Mesir, kepada Potifar, seorang pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja.


Tetapi Rahmat Allah menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu.


Setelah dilihat oleh tuannya, bahwa Nabi Yusuf sering membuat berhasil segala sesuatu yang dikerjakannya,


maka Nabi Yusuf mendapat kasih sayang tuannya, kepada Nabi Yusuf diberikannya kuasa atas rumahnya dan segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Nabi Yusuf.


Selang beberapa waktu isteri tuannya menggoda Nabi Yusuf


Tetapi Yusuf menolak dan berkata kepada isteri tuannya itu: "tuanku telah menyerahkan segala miliknya pada kekuasaanku,


Walaupun dari hari ke hari perempuan itu membujuk Nabi Yusuf, dia tidak mendengarkan bujukannya itu

Pada suatu hari masuklah Nabi Yusuf ke dalam rumah untuk melakukan pekerjaannya, sedang tidak seorang pun  ada di rumah.

Lalu perempuan itu memegang baju Nabi Yusuf


Tetapi nabi Yusuf meninggalkan perempuan itu dan lari ke luar.

Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud dengan Nabi Yusuf, Namun Nabi Yusuf melihat tanda Tuhannya. Demikianlah, Nabi Yusuf di palingkan dari pada kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Nabi Yusuf itu termasuk hamba-hamba yang terpilih.

Dan keduanya berlomba-lomba menuju pintu dan wanita itu menarik baju gamis Nabi Yusuf dari belakang hingga koyak dan kedua-duanya mendapati suami wanita itu di muka pintu. Wanita itu berkata: "Apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat serong dengan isterimu, selain dipenjarakan atau dengan azab yang pedih?"

dipanggilnyalah seisi rumah itu, lalu katanya kepada mereka:


Nabi Yusuf berkata, “Dia yang menggodaku dan merayu diriku.” Seorang saksi dari keluarga perempuan itu memberikan kesaksian, “Jika baju gamisnya koyak di bagian depan, maka perempuan itu benar, dan Nabi Yusuf termasuk orang yang dusta.


Dan jika baju gamisnya koyak di bagian belakang, maka perempuan itulah yang dusta, dan Nabi Yusuf termasuk orang yang benar.”


Maka ketika suami perempuan itu melihat baju gamis Nabi Yusuf koyak di bagian belakang, dia berkata, “Sesungguhnya ini adalah tipu dayamu. Tipu dayamu benar-benar hebat.”


Dan perempuan-perempuan di kota berkata, “Istri Penguasa menggoda dan merayu pelayannya untuk menundukkan dirinya, pelayannya benar-benar membuatnya mabuk cinta. pasti  dia dalam kesesatan yang nyata


Maka tatkala Istri tuan Nabi Yusuf  mendengar cercaan mereka, diundangnyalah wanita-wanita itu dan disediakannya bagi mereka tempat duduk, dan diberikannya kepada masing-masing mereka sebuah pisau , kemudian dia berkata : "Keluarlah Nabi Yusuf". Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum kepada nya, dan mereka melukai tangannya dan berkata: "Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia."


Nabi Yusuf berkata, “Wahai Tuhanku! Penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka. Jika aku tidak Engkau hindarkan dari tipu daya mereka, niscaya aku akan cenderung untuk memenuhi keinginan mereka dan tentu aku termasuk orang yang bodoh.”


Maka Allah memperkenankan doa Nabi Yusuf, dan menghindarkan Nabi Yusuf dari tipu daya mereka. Dialah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui. Nabi Yusuf di masukan kedalam penjara.


Sang Khaliq menyertaiNabi  Yusuf, dan membuat nabi Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu.


Sebab itu kepala penjara mempercayakan semua tahanan dalam penjara kepada Nabi Yusuf, dan segala pekerjaan yang dilakukan di situ, dialah yang mengurusnya.


Dan kepala penjara tidak mencampuri segala yang dipercayakannya kepada Nabi Yusuf, karena Allah Rahmatan Lil alamiin menyertai dia dan apa yang dikerjakannya dibuatnya berhasil.


terjadilah bahwa juru minuman dan juru roti raja Mesir membuat kesalahan terhadap tuannya, raja Mesir itu,


maka murkalah Firaun kepada kedua pegawai istananya, kepala juru minuman dan kepala juru roti itu.


Ia menjebloskan mereka dalam penjara tempat Nabi Yusuf dikurung.


Kepala pengawal raja menempatkan Nabi Yusuf bersama-sama dengan mereka untuk melayani mereka. Demikianlah mereka ditahan beberapa waktu lamanya.


Salah satunya berkata, “Sesungguhnya aku bermimpi memeras anggur,” dan yang lainnya berkata, “Aku bermimpi, aku membawa roti di atas kepalaku, sebagiannya dimakan burung.” Berikanlah kepada kami takwilnya. Sesungguhnya kami memandangmu termasuk orang yang berbuat baik.



Berkata Nabi Yusuf, Wahai kedua penghuni penjara, “Salah seorang di antara kamu, akan bertugas menyediakan minuman khamar bagi tuannya. Adapun yang seorang lagi dia akan disalib, lalu burung memakan sebagian kepalanya. Telah terjawab perkara yang kamu tanyakan kepadaku.”


Dan Nabi Yusuf berkata kepada orang yang diketahuinya akan selamat di antara mereka berdua, “Terangkanlah keadaanku kepada tuanmu.” Maka setan menjadikan dia lupa untuk menerangkan keadaan Yusuf kepada tuannya. Karena itu Yusuf tetap dalam penjara beberapa tahun lamanya.


Setelah lewat dua tahun lamanya, bermimpilah Firaun, bahwa ia berdiri di tepi sungai Nil.


Tampaklah dari sungai Nil itu keluar tujuh ekor sapi yang indah tubuhnya dan gemuk badannya; memakan rumput yang di tepi sungai itu.


Kemudian tampaklah juga tujuh ekor sapi yang lain, yang keluar dari dalam sungai Nil itu,  kurus badannya, lalu berdiri di samping sapi-sapi yang tadi, di tepi sungai itu.


Sapi - sapi yang  kurus badannya itu memakan ketujuh ekor sapi yang gemuk itu. Lalu terjagalah Firaun.


Setelah itu tertidur pulalah ia dan bermimpi kedua kalinya: Tampak timbul dari satu tangkai tujuh bulir gandum yang bernas dan baik.


Tetapi kemudian tampaklah juga tumbuh tujuh bulir gandum yang kurus dan layu oleh angin timur.


Bulir yang kurus itu menelan ketujuh bulir yang bernas dan berisi tadi. Lalu terjagalah Firaun. 


Pada waktu pagi gelisahlah hatinya, lalu disuruhnyalah memanggil semua ahli dan semua orang berilmu di Mesir. Firaun menceritakan mimpinya kepada mereka, tetapi seorangpun tidak ada yang dapat mengartikannya kepadanya.


Dan berkatalah orang yang selamat diantara mereka berdua dan teringat kepada Nabi Yusuf sesudah beberapa waktu lamanya: "Aku akan memberitakan kepadamu orang yang pandai mena'birkan mimpi itu, maka utuslah aku kepadanya".


Kemudian Firaun menyuruh memanggil Nabi Yusuf. Segeralah ia dikeluarkan dari penjara; ia bercukur dan berganti pakaian, lalu pergi menghadap Firaun.


Lalu kata Nabi Yusuf kepada Firaun: "Kedua mimpi Anda itu sama. Allah telah memberitahukan kepada anda apa yang hendak dilakukan-Nya.


Ketujuh ekor lembu yang kurus, yang keluar kemudian, maksudnya tujuh tahun, demikian pula ketujuh bulir gandum yang hampa dan layu oleh angin timur itu; maksudnya akan ada tujuh tahun kelaparan


Inilah maksud perkataanku, ketika aku berkata anda: bahwa Allah telah memperlihatkan kepada tuanku apa yang hendak dilakukan-Nya.


Ketahuilah, akan datang tujuh tahun kelimpahan di seluruh tanah Mesir.


Kemudian akan timbul tujuh tahun kelaparan; maka akan dilupakan segala kelimpahan itu di tanah Mesir, karena kelaparan itu menguruskeringkan negeri ini.


Sesudah itu akan tidak kelihatan lagi bekas-bekas kelimpahan di negeri ini karena kelaparan itu, sebab sangat hebatnya kelaparan itu.


Sampai dua kali mimpi itu diulangi kepada Firaun, berarti: hal itu telah ditetapkan oleh Allah dan Allah akan segera melakukannya.


Oleh sebab itu, baiklah anda mencari seorang yang berakal budi dan bijaksana, dan mengangkatnya menjadi kuasa atas tanah Mesir.


Baiklah juga anda berbuat begini, yakni menempatkan penilik-penilik atas negeri ini dan dalam ketujuh tahun kelimpahan itu memungut seperlima dari hasil tanah Mesir.



Mereka harus mengumpulkan segala bahan makanan dalam tahun-tahun baik yang akan datang ini dan, di bawah kuasa Firaun, menimbun gandum di kota-kota sebagai bahan makanan, serta menyimpannya.

Demikianlah segala bahan makanan itu menjadi persediaan untuk negeri ini dalam ketujuh tahun kelaparan yang akan terjadi di tanah Mesir, supaya negeri ini jangan binasa karena kelaparan itu."


Usul itu dipandang baik oleh Firaun dan oleh semua pegawainya.


Kata Firaun kepada Nabi Yusuf: "Oleh karena Tuhan telah memberitahukan semuanya ini kepadamu, tidaklah ada orang yang demikian berakal budi dan bijaksana seperti engkau.


Engkaulah menjadi kuasa atas istanaku, dan kepada perintahmu seluruh rakyatku akan taat; hanya takhta inilah kelebihanku dari padamu."


Selanjutnya Firaun berkata kepada Nabi Yusuf: "Dengan ini aku melantik engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir.“


Sesudah itu Firaun menanggalkan cincin meterainya dari jarinya dan mengenakannya pada jari nabi Yusuf; dipakaikannyalah kepadanya pakaian dari kain halus dan digantungkannya kalung emas pada lehernya.


Lalu Firaun menyuruh menaikkan nabi Yusuf dalam keretanya yang kedua, dan berserulah orang di hadapan nabi Yusuf: "Hormat!" Demikianlah nabi Yusuf dilantik oleh Firaun menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir.


Berkatalah Firaun kepada nabi Yusuf: "Akulah Firaun, tetapi dengan kuasamu, seorangpun tidak boleh bergerak di seluruh tanah Mesir."



Maka pergilah Yusuf dari depan Firaun, lalu dikelilinginya seluruh tanah Mesir.


Tanah itu mengeluarkan hasil bertumpuk-tumpuk dalam ketujuh tahun kelimpahan itu,


maka nabi Yusuf mengumpulkan segala bahan makanan ketujuh tahun kelimpahan yang ada di tanah Mesir, lalu disimpannya di kota-kota; hasil daerah sekitar tiap-tiap kota disimpan di dalam kota itu.


Demikianlah nabi Yusuf menimbun gandum seperti pasir di laut, sangat banyak, sehingga orang berhenti menghitungnya, karena memang tidak terhitung.


Setelah lewat ketujuh tahun kelimpahan yang ada di tanah Mesir itu, mulailah datang tujuh tahun kelaparan, seperti yang telah dikatakan Yusuf; dalam segala negeri ada kelaparan, tetapi di seluruh negeri Mesir ada roti.


Ketika seluruh negeri Mesir menderita kelaparan, dan rakyat berteriak meminta roti kepada Firaun, berkatalah Firaun kepada semua orang Mesir: "Pergilah kepada Yusuf, perbuatlah apa yang akan dikatakannya kepadamu.“


Kelaparan itu merajalela. Maka nabi Yusuf membuka segala lumbung dan menjual gandum kepada orang Mesir, sebab makin hebat kelaparan itu di tanah Mesir.


Juga dari negeri negeri lain, datanglah orang ke Mesir untuk membeli gandum, sebab hebat kelaparan itu.


Setelah nabi Yakub mendapat kabar, bahwa ada gandum di Mesir, berkatalah ia kepada anak-anaknya: "Mengapa kamu berpandang-pandangan saja?“


Lagi katanya: "Telah kudengar, bahwa ada gandum di Mesir; pergilah ke sana dan belilah gandum di sana untuk kita, supaya kita dapat bertahan."


Lalu pergilah sepuluh orang saudara nabi Yusuf untuk membeli gandum di Mesir.


Tetapi nabi Yakub tidak membiarkan Benyamin, adik nabi Yusuf, pergi bersama-sama dengan saudara-saudaranya, sebab pikirnya: "Jangan-jangan ia ditimpa kecelakaan nanti.“


Sementara itu nabi Yusuf telah menjadi mangkubumi di negeri itu; dialah yang menjual gandum kepada seluruh rakyat negeri itu. Jadi ketika saudara-saudara nabi Yusuf datang, kepadanyalah mereka menghadap dan sujud dengan mukanya sampai ke tanah.



Ketika nabi Yusuf melihat saudara-saudaranya, segeralah mereka dikenalnya, tetapi ia berlaku seolah-olah ia seorang asing kepada mereka; ia berkata kepada mereka, katanya: "berasal dari mana kalian ?" Jawab mereka: "Dari tanah Kanaan untuk membeli bahan makanan.“


Memang nabi Yusuf mengenal saudara-saudaranya itu, tetapi dia tidak dikenali mereka.


Lalu teringatlah nabi Yusuf akan mimpi-mimpinya tentang mereka. Berkatalah ia kepada mereka: "apakah kalian pengintai, datang untuk me mata matai negeri ini.?“


Tetapi jawab mereka: "Tidak tuanku! kami datang Hanya untuk membeli bahan makanan.


Kami ini anak dari satu ayah; kami ini orang jujur; kami ini bukanlah pengintai."


Lalu jawab mereka: "kami ini dua belas orang, kami bersaudara, anak dari satu ayah di tanah Kanaan, tetapi yang bungsu sekarang ada pada ayah kami, dan seorang sudah tidak ada lagi.“


Lalu kata nabi Yusuf kepada mereka: "Dalam hal ini juga kalian harus diuji:  kalian tidak akan pergi dari sini, jika saudara kalian yang bungsu itu tidak datang ke mari.


pergilah kalian untuk menjemput adikmu itu, tetapi kamu ini harus tinggal  di sini. Dengan demikian perkataanmu dapat diuji, apakah benar."


Dan ditahan lah mereka bersama-sama selama tiga hari lamanya.


Pada hari yang ketiga berkatalah nabi Yusuf kepada mereka: "Buatlah begini, maka kamu akan tetap hidup, karena aku takut akan Allah.


Jika kamu orang jujur,  pergi lah  kalian membawa gandum untuk meredakan lapar seisi rumahmu.


Tetapi saudaramu yang bungsu itu haruslah kamu bawa kepadaku, supaya perkataanmu itu ternyata benar" dan demikianlah diperbuat mereka.


Mereka berkata seorang kepada yang lain: "Betul-betullah kita menanggung akibat dosa kita terhadap adik kita itu (nabi Yusuf ): bukankah kita melihat bagaimana sesak hatinya, ketika ia memohon belas kasihan kepada kita, tetapi kita tidak mendengarkan permohonannya. Itulah sebabnya kesesakan ini menimpa kita."


Lalu salah satu dari mereka menjawab : "Bukankah dahulu kukatakan kepadamu: Janganlah kamu berbuat dosa terhadap anak itu! Tetapi kamu tidak mendengarkan perkataanku. Sekarang darahnya dituntut dari pada kita.“


Tetapi mereka tidak tahu, bahwa nabi Yusuf mengerti perkataan mereka, sebab mereka memakai seorang juru bahasa.


Maka nabi Yusuf mengundurkan diri dari mereka, lalu menangis.


Sesudah itu nabi Yusuf memerintahkan, bahwa tempat gandum mereka akan diisi dengan gandum dan bahwa uang mereka masing-masing akan dikembalikan ke dalam karungnya, serta bekal mereka di jalan akan diberikan kepada mereka. Demikianlah dilakukan kepada mereka itu.


Sesudah itu mereka memuat gandum itu ke atas keledai mereka, lalu berangkat dari situ.

Ketika seorang membuka karungnya untuk memberi makan keledainya di tempat bermalam, dilihatnyalah uangnya ada di dalam mulut karungnya.


Katanya kepada saudara-saudaranya: "Uangku dikembalikan; lihat, ada dalam karungku!" Lalu hati mereka menjadi tawar dan mereka berpandang-pandangan dengan gemetar serta berkata: "Apakah juga yang sedang diperbuat terhadap kita!"


Ketika mereka sampai kepada nabi Yakub, ayah mereka, di tanah Kanaan, mereka menceritakan segala sesuatu yang dialaminya, katanya:

"Orang itu, yang menjadi tuan atas negeri itu, mencurigai kami sebagai pengintai di negeri itu.


Tetapi kata kami kepadanya: Kami orang jujur, kami bukan pengintai.


Kami dua belas orang bersaudara, anak-anak ayah kami; seorang sudah tidak ada lagi, dan yang bungsu ada sekarang pada ayah kami, di tanah Kanaan.

Lalu kata orang itu, yakni yang menjadi tuan atas negeri itu, kepada kami: Dari hal ini aku akan tahu, apakah kamu orang jujur: dari kamu bersaudara haruslah kamu tinggalkan seorang padaku; kemudian bawalah gandum untuk meredakan lapar seisi rumahmu dan pergilah;


lalu bawalah kepadaku saudaramu yang bungsu itu, maka aku akan tahu, bahwa kamu bukan pengintai, tetapi orang jujur; dan aku akan mengembalikan saudaramu itu kepadamu, dan bolehlah kamu menjalani di negeri ini dengan bebas.“


Ketika mereka mengosongkan karungnya, tampaklah ada pundi-pundi uang masing-masing dalam karungnya; dan ketika mereka beserta ayah mereka melihat pundi-pundi uang itu, ketakutanlah mereka.


Dan nabi Yakub, ayah mereka, berkata kepadanya: "Kamu membuat aku kehilangan anak-anakku: Yusuf tidak ada lagi, dan sekarang Benyamin pun hendak kamu bawa juga.“


Lalu berkatalah salah satu dari mereka kepada ayahnya: "aku boleh engkau bunuh, jika tidak kembali kubawa kepadamu; serahkanlah dia ke dalam tanganku, maka dia akan kubawa kembali kepadamu."



Tetapi jawabnya: "Anakku itu tidak akan pergi ke sana bersama-sama dengan kamu, sebab kakaknya telah mati; jika dia ditimpa kecelakaan di jalan yang kamu tempuh, maka tentulah kamu akan menyebabkan aku yang ubanan ini berdukacita."


Tetapi hebat sekali kelaparan di negeri itu.


Dan setelah gandum yang dibawa mereka dari Mesir habis dimakan, berkatalah ayah mereka: "Pergilah pula membeli sedikit bahan makanan untuk kita.“

Lalu kakak tertua dari anak - anak nabi Yakub menjawabnya: "Orang itu telah memperingatkan kami dengan sungguh-sungguh: jangan datang kembali, jika adikmu itu tidak ada bersama-sama dengan kalian.


Jika engkau mau membiarkan adik kami pergi bersama-sama dengan kami, maka kami pergi ke sana dan membeli bahan makanan bagimu.


Tetapi jika engkau tidak mau membiarkan dia pergi, maka kami tidak akan pergi ke sana, sebab orang itu telah berkata kepada kami: Kamu tidak boleh melihat mukaku, jika adikmu itu tidak ada bersama-sama dengan kamu."


Lalu berkatalah nabi Yakub: "Mengapa kamu mendatangkan malapetaka kepadaku dengan memberitahukan kepada orang itu, bahwa masih ada adikmu seorang?“


Jawab mereka: "Orang itu telah menanyai kami dengan seksama tentang kami sendiri dan tentang sanak saudara kita: Masih hidupkah ayahmu? Adakah adikmu lagi? Dan kami telah memberitahukan semuanya kepadanya seperti yang sebenarnya. Bagaimana kami dapat menduga bahwa ia akan berkata: Bawalah ke mari adikmu itu."


Lalu berkatalah yang tertua dari mereka kepada ayahnya: "Biarkanlah anak itu pergi bersama-sama dengan aku; maka kami akan bersiap dan pergi, supaya kita tetap hidup dan jangan mati, baik kami maupun engkau dan anak-anak kami.


Akulah yang menanggung dia; engkau boleh menuntut dia dari padaku; jika aku tidak membawa dia kepadamu dan menempatkan dia di depanmu, maka akulah yang berdosa terhadap engkau untuk selama-lamanya.


Jika kita tidak berlambat-lambat, maka tentulah kami sekarang sudah dua kali pulang.“


Lalu ayah mereka, berkata kepadanya: "Jika demikian, perbuatlah begini: Ambillah hasil yang terbaik dari negeri ini dalam tempat gandummu dan bawalah kepada orang itu sebagai hadiah: sedikit balsam dan sedikit madu, damar dan damar ladan, buah kemiri dan buah badam.


Dan bawalah uang dua kali lipat banyaknya: uang yang telah dikembalikan ke dalam mulut karung-karungmu itu haruslah kamu bawa kembali; mungkin itu suatu kekhilafan.


Bawalah juga adikmu itu, bersiaplah dan kembalilah pula kepada orang itu.


Allah Yang Mahakuasa kiranya membuat orang itu menaruh belas kasihan kepadamu, supaya ia membiarkan kalian beserta Benyamin kembali. Mengenai aku ini, jika terpaksa aku kehilangan anak-anakku, biarlah juga kehilangan!“


Lalu orang-orang itu mengambil hadiah itu dan mengambil uang dua kali lipat banyaknya, beserta Benyamin juga; mereka bersiap dan pergi ke Mesir. Kemudian berdirilah mereka di depan nabi Yusuf.


Ketika nabi Yusuf melihat Benyamin bersama-sama dengan mereka, berkatalah ia kepada kepala rumahnya: "Bawalah orang-orang ini ke dalam rumah, sembelihlah seekor hewan dan siapkanlah itu, sebab orang-orang ini akan makan bersama-sama dengan aku pada tengah hari ini.“


Orang itu melakukan seperti yang dikatakan nabi Yusuf dan dibawanyalah orang-orang itu ke dalam rumah nabi Yusuf.


Lalu ketakutanlah saudara - saudaranya itu, karena mereka dibawa ke dalam rumah nabi Yusuf. Kata salah satu dari mereka: "Yang menjadi sebab kita dibawa ke sini, ialah perkara uang yang dikembalikan ke dalam karung kita. mungkin kita akan disergap dan ditangkap dan supaya kita dijadikan budak dan keledai kita diambil.“

Karena itu mereka mendekati kepala rumah nabi Yusuf itu, dan berkata kepadanya di depan pintu rumah:


"Permisi, Mohon bicara ! Kami dahulu datang ke mari untuk membeli bahan makanan,

tetapi ketika kami sampai ke tempat bermalam dan membuka karung kami, tampaklah uang kami masing-masing dengan tidak kurang jumlahnya ada di dalam mulut karung. Tetapi sekarang kami membawanya kembali.


Uang kami yang lainnya juga kami bawa ke mari untuk membeli bahan makanan; kami tidak tahu siapa yang menaruh uang kami itu ke dalam karung kami.“


Tetapi jawabnya: "Tenang sajalah, jangan takut; uangmu itu telah kuterima.".


Setelah orang itu membawa mereka ke dalam rumah nabi Yusuf, diberikannyalah air, supaya mereka membasuh kaki; juga keledai mereka diberinya makan.


Sesudah itu mereka menyiapkan  hadiah untuk nabi Yusuf dan menantikannya datang pada waktu tengah hari, sebab mereka telah mendengar, bahwa mereka akan makan di situ.


Ketika nabi Yusuf telah pulang, mereka membawa hadiah yang ada pada mereka itu kepada nabi Yusuf di dalam rumah.


Sesudah itu ia bertanya kepada mereka "Apakah ayahmu yang kamu sebutkan itu selamat? Masih hidupkah ia?"


Jawab mereka: "ayah kami, ada selamat; ia masih hidup."


Ketika nabi Yusuf memandang kepada mereka, dilihatnyalah Benyamin, adiknya, yang seibu dengan dia, lalu katanya: "Inikah adikmu yang bungsu itu, yang telah kamu sebut-sebut kepadaku?" Lagi katanya: "Allah kiranya memberikan kasih karunia kepadamu, anakku!"


Lalu segeralah nabi Yusuf pergi dari situ, sebab hatinya sangat terharu merindukan adiknya itu, dan dicarinyalah tempat untuk menangis; ia masuk ke dalam kamar, lalu menangis di situ.


Sesudah itu dibasuhnyalah mukanya dan ia tampil ke luar. Ia menahan hatinya dan berkata: "Hidangkanlah makanan."


Lalu dihidangkanlah makanan, bagi nabi Yusuf tersendiri, bagi saudara-saudaranya tersendiri dan bagi orang-orang Mesir yang bersama-sama makan dengan mereka itu tersendiri; sebab orang Mesir tidak boleh makan bersama-sama dengan orang Ibrani.


Saudara-saudaranya itu duduk di depan nabi Yusuf, dari yang sulung sampai yang bungsu, sehingga mereka berpandang-pandangan dengan heran.


Lalu disajikan kepada mereka hidangan dari meja nabi Yusuf.


Sesudah itu diperintahkannyalah kepada kepala rumahnya: "Isilah karung orang-orang itu dengan gandum, seberapa yang dapat dibawa mereka, dan letakkanlah uang masing-masing di dalam mulut karungnya.


Dan pialaku, piala perak itu, taruhlah di dalam mulut karung anak yang bungsu serta uang pembayar gandumnya juga." Maka diperbuatnyalah seperti yang dikatakan Yusuf.


Ketika paginya di hari terang, orang melepas mereka beserta keledai mereka.


Tetapi baru saja mereka keluar dari kota itu, belum lagi jauh jaraknya, berkatalah Yusuf kepada kepala rumahnya: "Bersiaplah, kejarlah orang-orang itu.

Bukankah ini piala yang dipakai tuanku untuk minum ? Kamu berbuat jahat dengan melakukan yang demikian."


Ketika sampai kepada mereka, diberitakannyalah kepada mereka perkataannya itu.


Jawab mereka kepadanya: "Mengapa anda mengatakan perkataan yang demikian? Jauhlah dari pada kami ini untuk berbuat begitu!


Bukankah uang yang kami dapati di dalam mulut karung kami telah kami bawa kembali kepadamu dari tanah Kanaan? Masakan kami mencuri emas atau perak dari rumah tuanmu?


Pada siapa dari hamba-hambamu ini kedapatan piala itu, biarlah ia mati, juga kami ini akan menjadi budak tuanku.“

Sesudah itu berkatalah ia: "Ya, usulmu itu baik; tetapi pada siapa kedapatan piala itu, hanya dialah yang akan menjadi tahanan dan kamu yang lain itu akan bebas dari salah.“


Lalu segeralah mereka masing-masing menurunkan karungnya ke tanah dan masing-masing membuka karungnya.


Dan kepala rumah itu memeriksanya dengan teliti; ia mulai dengan yang sulung sampai kepada yang bungsu; maka kedapatanlah piala itu dalam karung Benyamin.


Ketika yang tertua dari mereka sampai ke dalam rumah nabi Yusuf, nabi Yusuf masih ada di situ, sujudlah dia dan saudara saudaranya yang lain sampai ke tanah di depannya.


Berkatalah nabi Yusuf kepada mereka: "Perbuatan apakah yang kamu lakukan ini? Tidakkah kamu tahu, bahwa seorang yang seperti aku ini pasti dapat menelaah?"


Sesudah itu berkatalah yang tertua: "Apakah yang akan kami katakan kepada anda, apakah yang akan kami jawab, dan dengan apakah kami akan membenarkan diri kami? Allah telah memperlihatkan kesalahan kami ini. Maka kami ini, tahanan adalah kami, baik kami maupun orang pada siapa kedapatan piala itu.“


Tetapi jawab nabi Yusuf: "Jauhlah dari padaku untuk berbuat demikian! Pada siapa kedapatan piala itu, dialah yang akan menjadi tahanan, tetapi jika tidak, pergilah kembali dengan selamat kepada ayahmu."


Lalu tampillah yang tertua mendekatinya dan berkata: "Mohon bicara tuan, izinkanlah kiranya aku ini mengucapkan sepatah kata kepada tuan dan janganlah kiranya bangkit amarahmu terhadap kami ini, sebab tuan adalah seperti Firaun sendiri.


Tuan telah bertanya kepada kami ini: Masih adakah ayah atau saudara kamu?

Dan kami menjawab tuanku: Kami masih mempunyai ayah dan masih ada anaknya yang muda, yang lahir pada masa tuanya; kakaknya telah mati, hanya dia sendirilah yang tinggal dari mereka yang seibu.


Lalu tuan berkata kepada kami ini: Bawalah dia ke mari kepadaku, supaya mataku memandang dia.


Tetapi jawab kami kepada tuan: Anak itu tidak dapat meninggalkan ayahnya, sebab jika ia meninggalkan ayahnya, tentulah ayah kami akan terpukul.

Kemudian tuanku berkata kepada kami ini: Jika adikmu yang bungsu itu tidak datang ke mari bersama-sama dengan kami ,kami tidak boleh melihat muka anda lagi.


Setelah kami kembali kepada ayah kami, maka kami memberitahukan kepadanya perkataan tuan itu.


Kemudian ayah kami berkata: Kembalilah kamu membeli sedikit bahan makanan bagi kita.

Tetapi jawab kami: Kami tidak dapat pergi ke sana. Jika adik kami yang bungsu bersama-sama dengan kami, barulah kami akan pergi ke sana, sebab kami tidak boleh melihat muka orang itu, apabila adik kami yang bungsu tidak bersama-sama dengan kami.

Kemudian berkatalah ayah kami kepada kami: Kamu tahu, bahwa isteriku telah melahirkan dua orang anak bagiku;


yang seorang telah pergi dari padaku, dan aku telah berkata: Tentulah ia diterkam oleh binatang buas, dan sampai sekarang aku tidak melihat dia kembali.


Maka sekarang, apabila kami datang kepada ayah kami, dan tidak ada bersama-sama dengan anak itu, dan ayah kami akan terpukul,


tentulah akan terjadi, ayah kami akan sedih sedih.


Tetapi kami ini telah menanggung anak itu terhadap ayahku dengan perkataan: Jika aku tidak membawanya kembali kepada bapa, maka akulah yang berdosa kepada bapa untuk selama-lamanya.


Oleh sebab itu, baiklah kami ini tinggal menjadi tahan tuan menggantikan anak itu, dan biarlah anak itu pulang bersama-sama dengan saudara-saudaranya.


Sebab masakan aku pulang kepada ayahku, apabila anak itu tidak bersama-sama dengan aku? Aku tidak akan sanggup melihat nasib yang akan menimpa ayahku."


Ketika itu nabi Yusuf tidak dapat menahan hatinya lagi di depan semua orang yang berdiri di dekatnya, lalu berserulah ia: "Suruhlah keluar semua orang dari sini." Maka tidak ada seorangpun yang tinggal di situ bersama-sama nabi Yusuf, ketika ia memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya.


Setelah itu menangislah ia.


Dan nabi Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya: "Akulah Yusuf! Masih hidupkah bapa?" Tetapi saudara-saudaranya tidak dapat menjawabnya, sebab mereka takut dan gemetar menghadapi dia.


Lalu kata nabi Yusuf kepada saudara-saudaranya itu: "Marilah dekat-dekat." Maka mendekatlah mereka. Katanya lagi: "Akulah Yusuf, saudaramu, yang kamu jual ke Mesir.


Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu.

Karena telah dua tahun ada kelaparan dalam negeri ini dan selama lima tahun lagi orang tidak akan membajak atau menuai.

Maka Allah telah menyuruh aku mendahului untuk membantu kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu, sehingga sebagian besar dari padamu tertolong.

Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah; Dialah yang telah menempatkan aku sebagai wakil raja mesir dan tuan atas seluruh istananya dan berkuasa atas tanah Mesir.


Segeralah kamu kembali kepada bapa dan katakanlah kepadanya: Beginilah: Allah telah menempatkan aku sebagai penguasa di tanah Mesir; datanglah mendapatkan aku, janganlah tunggu-tunggu.


Engkau akan tinggal di tanah yang dekat kepadaku, engkau serta anak dan cucumu, kambing domba dan lembu sapimu dan segala milikmu.


Di sanalah kamu akan tinggal, sebab kelaparan ini masih ada lima tahun lagi--supaya engkau jangan jatuh miskin bersama seisi rumahmu dan semua orang yang ikut serta dengan engkau.


Sebab itu ceritakanlah kepada bapa segala tentang ku di negeri Mesir ini, dan segala yang telah kamu lihat, kemudian segeralah bawa bapa ke mari."


Lalu dipeluknyalah Benyamin, adiknya itu,


nabi Yusuf merangkul semua saudaranya itu dan ia menangis. Sesudah itu barulah saudara-saudaranya bercakap-cakap dengan dia.


Ketika dalam istana Firaun terdengar kabar, bahwa saudara-saudara nabi Yusuf datang, hal itu diterima dengan baik oleh Firaun dan pegawai-pegawainya.


nabi Yusuf berkata: "Pada hari ini tak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni, dan Dia adalah Maha Penyayang diantara para penyayang".


Pergilah kamu dengan membawa baju gamisku ini, lalu letakkanlah dia kewajah ayahku, nanti ia akan melihat kembali; dan bawalah keluargamu semuanya kepadaku".


Tatkala telah tiba pembawa kabar gembira itu, maka diletakkannya baju gamis itu ke wajah Yakub, lalu kembalilah dia dapat melihat. Berkata Ya'qub: "Tidakkah aku katakan kepadamu, bahwa aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tidak mengetahuinya".


Mereka berkata: "Wahai ayah kami, mohonkanlah ampun bagi kami terhadap dosa-dosa kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah".


Ya'qub berkata: "Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".

Maka tatkala mereka masuk ke Yusuf: Yusuf merangkul ibu bapanya dan dia berkata: "Masuklah kamu ke negeri Mesir, insya Allah dalam keadaan aman".


Dan ia menaikkan kedua ibu-bapanya ke atas singgasana. Dan mereka merebahkan diri seraya sujud kepada Yusuf. Dan berkata Yusuf: "Wahai ayahku inilah ta'bir mimpiku yang dahulu itu; sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan. Dan sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari rumah penjara dan ketika membawa kamu dari dusun padang pasir, setelah syaitan merusakkan hubungan antara aku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.






No comments:

Post a Comment